Tuesday, September 02, 2008

Negri Sepucuk Jambi, Sembilan Lurah ...

PNPM Journey to Kerinci,
taste the delicious Dendeng Batokok ...

Seperti diduga sejak lama, saya pasti kecewa dengan acara yang digelar untuk seratus tahun kebangkitan nasional, lha pada 20 mei 2008 itu, kita cuma diajak untuk "bangkit, Indonesia bisa!" .. Tidah terlalu jelas apa maunya dengan "indonesia bisa!!" itu...

Maka lebih baik saya mencari jalan lain mencintai Indonesia, mengikuti muhibah Misi Supervisi Bank Dunia yang ingin memastikan dana pinjaman dipergunakan sesuai dengan “loan agreement”. Selalu menyenangkan bahwa misi sekaligus menjadi perjalanan “belajar dari desa, memotret keberhasilan pemberdayaan masyarakat” ...
Dan sudah pasti, misi supervisi selalu akan diselingi dengan “wisata kuliner si-kompak”... Apalagi harus melintasi sepertiga wilayah Provinsi Jambi (+/- 1200 km) ... dan ternyata, banyak sekali pengalaman kuliner yang seru dan bikin lidah bergoyang ... Rombongan misi terdiri dari Safwan, "panglima" PNPM Mandiri Perdesaan di Provinsi Jambi, Sentot Satria co task team leader Bank Dunia, Suardi Ali wakil dari Pemprov Jambi, Suudi Noer, spesialis infrastruktur dari KM-Nasional, dan saya, Ibnu Taufan yang lebih tepat menjadi penggembira perjalanan ini ... !
Pemayung. Rabu 21/5, sekitar pukul 11.30 setelah courtessy call di provinsi dimulailah perjalanan panjang ini .. Satu jam berselang rombongan ini mampir di Pemayung, permukiman kecil dipinggiran Jambi, untuk santap siang di warung makan yang menyuguhkan aneka hidangan ikan patin .. yang istimewa ya gulai patin dan pindang patin .. begitu nikmatnya lunch ini, sekujur kepala dan badan keringat meleleh karena pedas dan panasnya warung makan sederhana ini ...
Mandiangin. Menjelang pukul dua, rombongan meluncur ke kecamatan Mandiangin, Kab. Sarolangun (57 km dari Jambi)..., persisnya di kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) yang mengelola dana hibah dari PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) .. Pengurus UPK dan dua fasilitator yang bertugas di kecamatan Mandiangin bersama fasilitator kabupaten sudah menunggu .. semua buku administrasi kegiatan dan keuangan sudah digelar .. sambil melakukan audit (sederhana) sesekali ditimpali dengan pertanyaan2 seputar kegiatan masyarakat mengelola pembangunan dengan alokasi dana 750 juta .. Dana tersebut, selain untuk membangun prasarana/sarana dasar, sekitar 75 juta dikelola kelompok ibu2 untuk simpan/pinjam atau micro credit.... Dana s/p ini dipinjam oleh ibu2 (yg kurang mampu) antara 500 ribu sd 1 juta antara lain untuk berjualan di pasar (retail business), atau membuka warung di depan rumah atau di sekolah ... sayang sekali tidak bisa menemui ibu2 yang jadi nasabah UPK karena sedang berada di ladang ...


Muara Ketalo dan Jembatan Gantung. Masih di kecamatan Mandiangin ini ..., rombongan sempat memelototi jembatan gantung di desa Muaro Ketalo, dengan bentang sekitar 173 m, dibangun dengan biaya sekitar 479 juta (dana PNPM 451 juta, swadaya masyarakat 28 jt) ... Kalau melihat megahnya jembatan yang membentang diatas sungai Batanghari dan menjadi akses kurang lebih 200 jiwa yang tinggal di dusun2 pasti orang kota tidak percaya..bahwa jembatan ini dikerjakan "swakelola" oleh wargadea. Dari audit sederhana ditemukan beberapa kekurangan teknis dan diminta fasilitator melakukan corrective action .. Ternyata pengelola (TPK) yang dibentuk dan dilatih fasilitator juga sudah menemukan technical error yang bisa mengurangi life time-nya jembatan sehingga sudah diusulkan tambahan dana (untuk perbaikan) kepada Pemkab Sarolangun.... dan kabarnya sudah disetujui, segera akan dilaksanakan th 2008 ini .. Selain jembatan, juga diinspeksi los pasar di desa Mandiangin dan madrasah di desa Kertopati .. Tidak terlalu sukar menemukan kekurangan teknis karena semua pekerjaan dilaksanakan secara swakelola oleh masyarakat ... mereka yang desain, mereka yang jadi mandor dan mereka juga yang mengelola pelaksanaan konstruksi-nya ... ada desain yang berlebihan, ada yang kurang jelas fungsinya sehingga lagi2 diminta fasilitator melakukan tindak-perbaikan agar semua prasarana/sarana berfungsi sesuai rencana ..

Bangko. Lepas maghrib rombongan bertolak dari desa Mandiangin ... meluncur kearah Bangko, ibukota kabupaten Merangin ... rupanya beberapa hotel sudah fully booked oleh kontingen sepak bola antar kabupaten .. sambil memberikan "instruksi" kepada fasilitator untuk minta bantun mencarikan hotel, rombongan mampir di rumah makan urang awak disisi jalan lintas timur.. masih sekitar pukul 8 malam...ketika rombongan menempati kursi dan lagi2 ketemu ikan patin ! .. tidak banyak yg dinikmati sehingga tidak banyak cerita yang bisa dibagi ... Tak lama menunggu, masuk kabar dari teman2 fasilitator bahwa rombongan di tunggu di hotel Suslinda ..... Pemandangan menarik, ketika dalam perjalanan menuju hotel melewati SPBU dengan antrian mobil yang cukup panjang (kl 300m).. Rupanya sudah dua minggu ini semua kendaraan bermotor di Bangko dijatah konsumsi bensin-nya ... Hotel Suslinda atau lebih tepatnya Losmen Suslinda, penampilan dari luar lumayan megah dengan lampu kristal .. tapi ‘mak, bathroom banyak anasir asing menyelinap .. serangga kebun terapung di bak mandi, juga shower yang kikir mengucurkan air... akhirnya mandi ala cowboy supaya cukup waktu tidur sehingga bisa bangun tengah malam menyimak Manchester United vs Chelsea ...

Kabupaten Merangin, Bangko. pagi2 sekali, kira2 pukul 08.30 ... mata yang masih berat, rombongan misi bergegas ke kantor pemkab Merangin, sudah ditunggu teman2 birokrat yang ingin menjelaskan persoalan seputar pengelolaan PNPM dan dana pendamping (APBD) yang macet ... laporan dan bincang2 sekitar 30 menit .... dua staf kabupaten ikut mendampingi rombongan ke lapangan.. masih sempat mampir di kedai Lestari, persis di pinggir jalan Lintas Timur Sumatera .. menikmati sarapan ketupat sayur ala merangin dan pecal merangin... lumayan untuk pengganjal perut menunggu waktu makan siang...


Sei Manau. Sekitar pukul 10.00 sebagian rombongan sudah duduk mencermati dokumen administrasi keuangan yang di gelar pengurus UPK kec Sungai Manau ... UPK ini mengelola dana sebanyak 4 M (ta.2007 sebanyak 1 M dan ta 2008 sebanyak 3 M )... seperti desa sebelumnya, dengan rapid audit berhasil ditemukan beberapa kejanggalan yang harus diperbaiki fasilitator ... informasi2 belum mendukung transparansi, papan informasi tidak jelas akuntabilitasnya, sehingga diminta kepada fasilitator bersama pelaku PNPM untuk diperbaiki .. Pukul sebelas kurang beberapa menit rombongan misi meluncur ke pasar Sungai Manau menemui ibu Choiriah yang menerima pinjaman ‘micro credit’ PNPM Mandiri Perdesaan sebesar 1 juta, dan telah dimanfaatkan untuk tambahan modal berjualan minyak tanah ... luar biasa setiap bulan ibu Choiriah sanggup mencicil 118 ribu (100 ribu cicilan modal, 15 ribu jasa pinjaman dan 3 ribu iuran kelompok yasin yg mengelola s/p ini) .. Di pasar ini juga telah ditemui ibu Misrahwati, yang mendapat pinjaman 1 juta dan bersama suami membuka kiosk jahit di pasar Sei Manau .. ibu ini dibantu 4 tukang jahit dan lancar mengangsur 118 ribu setiap bulan (..berkelebatan pertanyaan dibenak saya , apakah ibu ini layak jadi beneficiaries..?) .. Kedua ibu ini ditemui di pasar Sei Manau. Hari itu, Kamis, merupakan hari pasar (kalangan), sehingga ramai luar biasa ... Ruas jalan lintas timur padat seperti pasar tumpah pas mudik lebaran di Jawa.. sayangnya sangat sedikit ditemukan produk lokal. Kiosk dan warung justru dipenuhi barang kelontong dari luar Jambi, seperti Chicki, Super Mie, sabun Lux, shampoo keluaran Unilever ... bahkan dari hingar bingar ‘kalangan’ ini ada outlet “kentucky fried chicken” yang lumayan laris diserbu pembeli.. Prihatin juga para ibu wirausaha ini cuma jadi "oulet" industri yang ada di Jawa .

Desa Seringat. Melepaskan hingar bingar pasar Sei Manau .. rombongan menuju desa Seringat untuk menilai jembatan gantung lagi .. Jembatan ini baru saja diresmikan penggunaannya oleh bupati yang sebentar lagi selesai masa baktinya ... Biaya pembangunan jembatan gantung ini sekitar 222 juta dgn bentang 60 mtr dan menjadi akses sekitar 200 jiwa untuk mendapatkan pelayanan sosial (ke sekolah dan kesehatan di pusat desa) ... Lagi2 ditemukan kejanggalan sehingga fasilitator dijinta segera melakukan audit teknis lengkap dan membahas corrective action bersama masyarakat dhi TPK (tim pengelola kegiatan) ..semacam project manager atau pimpro gitulah ..


Desa Durian Lecah. Dari desa Seringat rombongan meluncur ke desa Durian Lecah, meninjau bangunan madrasah (3 lokal, 83 juta) ... Sekali lagi karena dikelola oleh masyarakat memang masih ada saja kekurangan2 yang perlu diperbaiki, dan itu selalu akibat lemahnya pendampingan fasilitator ... Nah di desa ini, ketika menemui kelompok ibu2 tercium aroma nepotisme .. Si pak ketua TPK ternyata masih saudara sekandung dengan ketua kelompok SPP Majlis Taklim, ibu Mar'puah dan juga masih kerabat dekat ketua UPK, kemudian anggota kelompok pun ada ibu si ketua UPK... Ditelisik lebih dalam ibu dari kelompok ini sebenarnya "tidak layak" menerima kredit mikro ini ... pertama secara finansial mampu, dan kedua, rumah pun tidak menampilkan kelompok RTM alias rumah tangga miskin (yang juga jadi sasaran BLT yang bermasalah itu..) dan gilanya di leher bu Mar'puah tergantung 'bandulan' kalung emas kira2 50gr ... ya lagi2 harus menegur dan minta fasilitator melakukan re-audit dan melakukan koreksi agar yang benar2 miskin mendapat prioritas kredit mikro ini .. diminta agar pada musyawarah perguliran pada kelompok beberapa anggota "kelompok SPP Majlis Taklim" tidak diikutsertakan ...


RTM binaan! diingatkan oleh Korprov bahwa setiap fasilitator di Jambi diwajibkan memiliki RTM binaan. Minimal lima RTM termiskin dari setiap desa, yang wajib didatangi setiap kunjungan fasilitator ke desa, wajib diketahui kondisi sosial ekonominya, sering diperiksa jika ada anak dan keluarga yang menderita kekurangan gizi atau penyakit kronis .. Fasilitator yang ditermui mengakui sudah memiliki daftar nama dari setiap desa yang dilayani, namun belum melengkapi data profil setiap RTM binaan. Ini merupakan gagasan yang didorong untuk dilaksanakan setiap fasilitator, sehingga mudah mengetahui perkembangan atau pun masalah serius sekurang-kurangnya 5 RTM miskin, selalu dipantau kondisi kesehatan dan berbagai kerawanan seperti kekurangan gizi .. luarbiasa jika setiap fasilitator memiliki 3 sd 5 RTM binaan yang rutin dipantau, ang diketahui kondisi kesehatan dan pendidikannya ...

Kabupaten Kerinci. Muara Semat. Lewat pukul 1, rombongan berpisah dengan teman2 dari kabupaten Merangin ... untuk meneruskan perjalanan ke kabupaten Kerinci ... beberapa kendaraan mulai bergerak terlontar pertanyaan "tanggal berapa" kita makan siang terakhir ... diantara ledakan tawa, komandan perjalanan dari jambi minta persetujuan agar menunda makan siang sampai lewat jam 2 siang .. karena dijanjikan ada lauk yang luarbiasa dan belum tentu tersedia di lain tempat ... katanya di Muara Semat, persis di pinggir sungai kerinci ada rumah makan hidangan kerinci, yang punya menu istimewa, ikan semay !.. promosinya berhasil, menahan lapar rombongan mengganjal perut dengan pisang emas dan kacang sangrai, semua terpukau mendengarkan nikmatnya ikan tersebut yang katanya daging lunak dan tebal, sisik pun lembut dikunyah ... lebih nikmat dari gabus atau jambal .. ikan patin sekali pun ..

Alhasil lewat 20 menit dari pukul dua ...kendaraan berhenti di r.m. Romy ... disambut tawa lebar pak hajji, owner rm Romy, yang berjanggut panjang dan lebat ... gencar memuji kelezatan ikan semay dan sambal terong bakar ... juga ada gulai ikan semay dan balado ikan semay yang digoreng lebih dahulu ... amboiiii memang nikmat dan lembutnya daging ikan ini .....kira2 sehalus kulitnya 'asmarandah' gitu ... meski terselip tulang2 yang agak kasar, tetapi tidak sukar mengunyah daging semay ini ... nasi cukup sepiring, tapi 4 potong gulai semay yg besarnya sebesar roti coklat breadtalk lahap meluncur di tenggorokan ... plus dua potong balado semay pun ikut2an dikunyah ... gumpalan nasi bersama sambal terong goreng dalam tempo 30 menit memenuhi lambung dan tembolok ... dengan iringan gemericik sungai, mata seliwer2 .. makan siang yang nyaris sore ini ditutup dengan secangkir kopi asli Kerinci yang dicampur skm (bukan susu kental 'mak, friends !) ... maknyuss ya !


Kabupaten Kerinci. Kota Sungai Penuh. lewat pukul tiga dengan malas rombongan bergerak lagi menuju kab Kerinci ... malam ini kami ditunggu di hotel Yani, kota Sungai Penuh ... seru juga, hotel ini persis dipinggir sungai yang kurang jelas namanya ... setelah bersih2 badan, selonjoran di tempat tidur dihibur oleh gemericik air sungai ... luar biasa mewahnya muhibah ini !

Malam ini no dinner ... sekitar pukul sembilan rombongan menerima beberapa fasilitator kab kerinci yang ingin konsultasi ... ada yang mengadukan keterlambatan transfer gaji atau yang ternyata bisa mencairkan dana operasional yang sebenarnya belum bisa dicairkan dari kppn ... ngobrol asyik sampai pkl 11.30 sampai giliran bang Irzan, masseur lokal yang diminta bantuannya mengusir kelelahan duduk di mobil dan berjalan keliling desa dibawah terik matahari yang cukup mebakar kulit .. asyik juga broer, beda sama massage yang sering dinikmati layanannya di Jakarta ...


Pagi subuh, pas kumandang adzan dari mesjid dekat hotel .. memanggil dan mengajak kita "menuju kemenangan" .. ya sekitar 10 menit takdzim di sajadah ... ganti celana santai menyelinap ke samping hotel pesan teh manis ... nah ini unik juga .. ada aroma kayu manis ! nikmat juga dengan kabut tipis yang membasahi down town-nya sungai penuh ... ya sesejuk Dago tahun 75-an ! banyak juga jajan pasar masyarakat kincai (orang asli kerinci, menyebut negrinya dengan sebutan itu: kincii atau kincai..) ... ya standar kue2 tradisional selalu pasti ada pisang dibaluti tepung beras dibungkus daun pisang muda .. yang satu ini dicampur dengan pula unti kelapa muda .. ya beda juga rasanya.. lantas ada pula dodol kentang yang lumayan legit .. Menjelang waktu mandi pagi diisi dengan obrolan politik jalanan, apalagi sepanjang perjalanan banyak spanduk dan baliho pilbup .. semua semboyan yang indah2, wajah2 yang alim dan islami berikrar memberikan pelayanan pendidikan gratis .. gila semua ya ! ..

Kecamatan Gunung Kerinci. Siulak Deras. ini hari Jumat, masa pagi yang pendek. Persis pukul 07.30 pejabat2 Kerinci yang mengurusi PNPM sudah menjemput di depan hotel .. Selang 20 menit kemudian rombongan sudah berhimpitan di ruang rapat kecamatan Gunung Kerinci di Siulak Deras. Pak Camat menyambut ramah dan jujur mengakui banyak kekurangan masyarakatnya ... tapi salah satu stafnya yang ditabalkan sebagai pjok (penanggung jawab operasional kegiatan ..yang main task-nya cuma tandatangan atau verifikasi invoice yg ditagihkan ke kppn setempat) .. bicara lebih lantang dari camat-nya Menyambut kami dengan kata2 yang normatif dan segenap puji2an kepada pemerintah pusat ... jijik euy! .. Kecamatan Gunung kerinci menerima alokasi 1.25 M (ta 2007) dan 2.25 M (ta 2008) ..kata sang pjok bantuan ini luar biasa berarti bagi warga Gunung Kerinci .... sebelum mual karena adrenalin menyusup ke rongga perut .. diajak saja langsung ke tapak pekerjaan dan semua sepakat segera ke desa melihat pekerjaan yang sudah diselesaikan masyarakat ...

Desa Siulak Deras Air Mudik. dua setengah jam sebelum shalat jumat ... di desa Siulak Deras Air Mudik sempat dikunjungi bangunan posyandu (pos pelayanan terpadu: ada periksa ibu hamil, timbang balita dan kartu menuju sehat balita, pendidikan anak usia dini ..) ... kemudian diteruskan melihat air bersih perpipaan.. masih ada aja yang janggal, gampang dilacak aroma yang aneh2... selalu jadi entry point kecurigaan jika misalnya pak kades “terlalu tangkas” menjawab pertanyaan yang diajukan ke warganya .. nah posyandu ini mungkin penting, tapi sesungguhnya belum mendesak ... kegiatan (sistem) pelayanan posyandu masih bisa menumpang di rumah penduduk atau balai desa ... temuan di lapangan juga ada yang aneh, misalnya bangunan posyandu “menempel” dalam satu persil dengan kantor desa, atau posyandu disebelah kandang ayam ... bukan cuma bau, tapi bakteri yang gentayangan bisa mengancam balita .. apalagi kalau ayamnya bawa virus h5n1 itu .. air perpipaan pun punya masalah, baru diserah-terimakan sebulan kok sudah ada pipa yang bocor ... karena ingin tahu dilacak sampai intake (sumber air baku) .. eeh pipa galvanis diganti dengan pvc .. patut dicurigai intervensi pak kades yg mungkin juga berbuat curang sekedar mencari keuntungan dari keluguan masyarakat ... ya nambah tugasnya fasilitator untuk menangani dugaan penyelewengan ini .. karena masih cukup waktu, rombongan ke desa Batu Gantih melihat (lagi2 ...) jembatan gantung, bentang 25 mtr, biaya 109 juta (104 juta alokasi PNPM, 5 juta swadaya) .. seperti yang lain, ada sejumlah koreksi yang harus dilakukan oleh masyarakat .. fasilitator diminta untuk melakukan audit teknis dan membahas hasilnya di musyawarah desa ... termasuk juga membuat pengaturan agar penggunaan jembatan dibatasi, misalnya orang melintas max sekali jalan 15 orang, dan motor bawa barang max 100 kg ...ini bisa dengan peraturan desa !

Desa Siulak Tenang. Sesuai agenda, rombongan akan shalat Jumat di desa Siulak Tenang sekalian memeriksa hasil pembangunan air bersih perpipaan ... Alhamdulillah kerja TPK dan kades benar2 bagus, nyaris tidak ditemukan yang negatif ... air lancar dan perawatan sangat baik dilakukan oleh tim pemelihara prasarana/sarana (tpps) ... sayangnya belum ditetapkan iuran pemeliharaan .. seluruh anggota rombongan shalat di mesjid Nurul Iman, desa Siulak Tenang.. semoga Allahu Rabbi memaafkan semua keketusan kepada teman2 fasilitator, kepada pengelola di desa dan sinisme kepada mereka yang diduga berbuat curang kepada warganya sendiri ... semoga semua kerja keras mereka selalu dirahmati Allah ...

Desa Siulak Tenang dan Dendeng Batokok. Matahari di Siulak Tenang menyengat kepala ... meski sepoi2 angin sejuk gunung Kerinci menerpa kulit dan wajah ... pak Camat dan teman2 dari kabupaten mengajak kami ke warung di ujung desa Siulak Tenang yang bermuara di lintas timur sumatera .. warung dendeng batokok ... nah inilah yang paling mengundang minat ... Sejak pagi sudah menjadi topik pembicaraan dan pujian2 nikmatnya baluran bumbu dendeng batokok panggang... persis pukul 13.30 tiga meja panjang dipenuhi rombongan dan semua menunggu tak sabar dendeng batokok panas yang dihidangkan bersama panggangan besinya ... semerbak bumbu yang melumuri dendeng menusuk hidung mengundang selera ... dengan ditemani lalap daun singkong dan sambal pedas menyengat ..ada rasa jahe dan kunyit.. (biasanya saya agak phobia sama daging, sekerat daging, apa saja, kalau lolos ke usus 12 jari, lima-sepuluh menit kemudian urat2 leher pasti tegang ..benar urat yg dileher ! ) ... eeh dendeng batokok yang ukuran sekitar 4 x 7 cm dengan aman lancar dan tertib lewat tenggorokan sampai 8 potong .. ditaksir sepotong dendeng kira2 15-20 gr .. artinya siang itu sekitar 120-160 gr daging memenuhi lambung ...

Desa Talang Lindung, Kecamatan Keliling Danau. Masih di Kabupaten Kerinci. waaah nikmat luar biasa .. karena tidak terlalu suka mengunyah daging, termasuk steak yang macam2 itu (karena kuatir urat leher kejang ! ), tetapi hari ini luar biasa sampai ke ubun-ubun nikmatnya .. pokoknya, saat meninggalkan warung menuju kecamatan Keliling Danau (..wilayah kecamatan ini mengeliling danau kerinci yang amat luas itu ) .. di desa Talang Lindung lidah ini masih berkecap-kecap memilin nikmatnya dendeng batokok ... di desa ini nyaris tidak konsentrasi lagi saat melihat jalan usaha tani (763 mtr, biaya 146 juta) .. anggota rombongan masih banyak melontarkan kritik dan minta tindakan korektif ... begitu juga di desa Lumpur Danau (3 ruas jalan usaha tani sepanjang 1700 mtr, biaya 247 juta)...merasa sebal karena menemukan kejanggalan persisnya 'kemahalan dan kemewahan' jalan selebar dua meter ini yang hanya dilapis sirtu ....sehingga mengacaukan nikmatnya bumbu dendeng batotok ... ya akhirnya kepada pak kades dan ketua tpk diminta untuk segera mengadakan audit lengkap ..dan hasil audit harus dibahas di musyawarah desa ... ancamannya alokasi desa Lumpur Danau ta 2008 tidak boleh dicairkan bahkan tidak boleh berpartisipasi memperebutkan alokasi ..(boleh jadi gara2 mengganggu kenikmatan dendeng batokok ..!).

Gunung Kerinci. Kayumanis. One Village One Product. Ooh iya ... di kecamatan Gunung Kerinci, tepatnya di desa Siulak Deras nyaris setiap pintu rumah punya kiosk yang menjajakan sirop kayu manis ... rupanya ini komoditas unggulan kecamatan Gunung Kerinci, banyak pohon kayumanis yang menjadi andalan mata pencaharian penduduk kecamatan gunung kerinci ... selain itu di desa Lubuk Nagodang yang terletak di tepi jalan lintas timur Sumatera dipastikan setiap rumah punya kiosk yang jualan dodol kentang ... kentangnya berasal dari kecamatan Kayu Aro yang terletak dpl 1400 m ... sejuk seperti Lembang, Bandung !
Muara Semat dan ikan Semay. perjalanan berikutnya tidak terlalu penting lagi ... sekitar pukul 4 rombongan langsung pamit meninggalkan kabupaten Kerinci ... mengejar untuk istirahat malam di Bangko atau Sarolangun .. sambil spekulasi mampir di Muara Semat mengulang nikmatinya ikan semay ... tapi sengaja tidak diceritakan meski masih ada kunjungan di Sarolangun melihat pembukaan jalan di desa Karang Mendapo, kecamatan Pauh (8000 mtr, 657 juta) ... yang dinilai nihil manfaat ekonomisnya ... semua tidak penting lagi lagi karena kelezatan dendeng batokok tidak boleh diganggu gugat ...

Masih ada dua kali “kegiatan kuliner” perjalanan kembali ke kota Jambi.... ya sekedar memenuhi rasa lapar ..kurang layak diceritakan karena tak mampu menandingi lezatnya dendeng batokok dari gunung kerinci ... cobalah telusuri jejak perjalanan kuliner jika sempat berkunjung ke Jambi dan khususnya ke Kerinci .. jangan lupa dendeng batokok gunung kerinci !

@ibnutaufan. jambi, hotel ratu, 25 mei 2008