Sunday, August 04, 2019

Nasihat Bijak Sufi

Kesalahan seorang dokter akan terkubur di dalam tanah. Kesalahan seorang insinyur akan terpancang di atas tanah. Kesalahan seorang guru akan berjalan di atas tanah.

(Sumber: https://islamindonesia.id/hikmah/hikmah-20-nasihat-bijak-sufi.htm )


Hikmah: 20 Nasihat Bijak Sufi ...
  1. Di zaman materialis ini, duduknya Anda sendirian lebih baik dari duduknya Anda bersama orang-orang yang memandang merk sepatu Anda sebelum akal Anda.
  2. Sungguh menyakitkan ketika Anda merindukan seseorang yang asyik diajak bicara, hati tenang bersamanya, asyik sebagai teman curhat kemudian ketika Anda bertemu dengannya kembali, Anda merasakan perubahan pada dirinya dan tidak lagi mendengar Anda.
  3. Kita akan merasa kehilangan bukan akibat kematian seseorang yang kita cintai, namun ketika kehilangan jati diri mereka.
  4. Sebagian orang tidak abadi karena Anda, namun mereka abadi sesuai kebutuhan mereka kepada Anda.
  5. Puncak rasa sakit adalah saat orang-orang dekat mengecewakan Anda dan orang-orang asing justru menarik Anda.
  6. Kesalahan seorang dokter akan terkubur di dalam tanah. Kesalahan seorang insinyur akan terpancang di atas tanah. Kesalahan seorang guru akan berjalan di atas tanah.
  7. Sungguh benar bahwa sebelah tangan tidaklah untuk bertepuk namun untuk berjabat.
  8. Lantaran kita memiliki beban yang berat, mereka menyangka kita tidak berperasaan.
  9. Perasaan terberat adalah ketika Anda berbicara dengan seseorang secara formal setelah dia menjadi orang yang terdekat di hati.
  10. Berhati-hatilah dengan orang yang banyak memaafkan. Sesungguhnya ketika mereka meninggal niscaya tidak akan kembali selamanya.
  11. Ketika aku menyalahkanmu bukan berarti Anda salah dan aku benar. Aku hanyalah menyapu debu dari salah paham yang terjadi dan aku hanya ingin menjaga dirimu.
  12. Orang yang cacat memandang Anda lebih rendah darinya karena cacat yang ada pada dirinya menyeluruh hingga kedua matanya.
  13. Agar orang-orang di hadapan Anda menghormatimu, maka hormatilah orang-orang yang tidak ada di hadapan Anda.
  14. Sebagian orang di dunia kita mengalami keterbelahan jiwa, mereka mengatakan hal-hal yang indah namun melakukan hal-hal yang buruk.
  15. Lebih buruk dari perpisahan adalah saat Anda dekat namun asing.
  16. Tidak setiap pemilik akal menggunakannya.
  17. Tidak setiap yang diam berarti tidak mampu menjawab. Ada yang diam agar tidak melukai selainnya. Ada yang diam karena sedang sakit dan berbicara justru menambah rasa sakitnya.
  18. Di antara tanda orang yang sakit adalah orang yang menyakiti Anda karena takut sakit.
  19. Hidup itu keras namun dilembutkan oleh banyaknya kawan dan cinta serta jiwa-jiwa yang jernih.
  20. Ada pribadi-pribadi yang ketika Anda bertemu dengan mereka seolah Anda merasa bertemu diri sendiri. Simpanan terbaik seorang insan adalah rasa cinta terhadap orang lain.

Tom/Islamindonesia



Wednesday, July 24, 2019

Penguatan Kapasitas Pendamping Rembuk RW

Peserta Pelatihan Pendamping Rembuk RW gelombang pertama ( 3 sd 4 Desember 2018) di Kelas A, diikuti sebanyak  23 Orang peserta dari 27 orang (calon) Pen-damping Rembuk RW, masing berasal warga utusan Kelurahan Sukabumi Utara (11 orang), Kelurahan Sukabumi Selatan (11 orang) dan Kelurahan Kedoya Selatan (5 orang).    Pelatihan difasi-litasi oleh fasilitator IPPMI, Moefid Maghfoedin dan Ibnu Taufan.

Materi Pelatihan
Materi pelatihan dikemas dalam bentuk modul pelatihan yang terbagi dalam 7 (tujuh) pokok bahasan, yaitu:  
  • Kebijakan Musrenbang Jakarta Tahun 2019 (Kebijakan dan Mekanisme Musrenbang Jakarta 2019, Sistem e-Musrenbang)
  • Orientasi Belajar
  • Tugas dan Fungsi Pendamping Rembuk RW
  • Teknik Fasilitasi: Teknik Memfasilitasi Partisipatif, Teknik Memfasilitasi Penggalian Aspirasi Warga dan Pelatihan/Pembekalan Penggalian Aspirasi Warga di tingkat RT,
  • Fasilitasi Rembuk RW dan;
  • Evaluasi Pelatihan dan Rencana Tindak Lanjut.  


Dinamika Kelas
  • Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan peserta pelatihan atau warga belajar secara aktif. Proses pelatihan difasilitasi oleh 2 (dua) fasilitator/nara sumber, kecuali untuk Pokok Bahasan 1, juga difasilitasi oleh nara sumber dari Subanppeko wilayah.
  • Proses pelatihan berlangsung sesuai dengan struktur dan sistimatika pelatihan ini. Uraian pokok bahasan diawali dengan penjelasan umum garis besar isi pokok bahasan, tujuan setiap pokok bahasan, sub pokok bahasan, metoda, media dan bahan belajar. Proses diskusi dan interaksi peserta berjalan secara dinamis. Peserta diupayakan untuk aktif menyampaikan pendapat dan pengetahuan yang diketahui (curah pendapat).   Pada akhir sesi, dirangkum sebagai kesimpulan yang melengkapi pokok bahasan lainnya.
  • Peserta dengan beragam latar belakang dan pengalaman, tetapi dapat memahami materi Orientasi Belajar, sehingga kondusif mengikuti proses pelatihan seluruh materi pokok bahasan selanjut.  Interaksi antar peserta juga berlangsung dengan dinamis. Walaupun beberapa peserta memerlukan adaptasi dengan pendekatan pelatihan androgogi (pelatihan orang dewasa). Partisipasi peserta cukup mendukung dinamika pelatihan/kelas.
  • Munculnya Kesadaran Peserta. Sudah terlihat dari materi di hari pertama Orientasi Belajar, dan berlanjut hingga hari terakhir. Pelatihan yang diselenggarakan ini sendiri sudah menjadi pembeda dari rutinitas musrenbang sebelumnya, adanya perbedaan dengan merekrut Penamping Rembuk RW dan dilatih secara khusus untuk mendampingi proses musrenbang yang dimulai dari Rembuk RW. Sangat terlihat dengan jelas selama 2 hari proses pelatihan, metode POD dan proses kritis yang dialami sangat membangun kesadaran mereka untuk peduli dengan lingkungannya.
  • Peserta termotivasi dengan muatan-muatan materi yang menggerakan mereka terbuka matahatinya, bahwa apa yang sedang didiskusikan ini ada di lingkungan mereka, dan melalui cara ini mereka termotivasi untuk melakukannya. 
  • Kemampuan dasar teknik komunikasi pun cukup beragam, sebagian sudah cakap berkomunikasi. Namun masih ada peserta yang lemah ketrampilan komunikasi sehingga tidak cakap mengartikulasikan materi pokok bahasan, menyampaikan pendapat dan gagasan,  atau pun dalam peragaan simulasi (role play).
  • Pendekatan partisipatif dan androgogi, sesungguhnya memerlukan waktu belajar yang cukup memadai;agar dapat memahami konsep yang diuraikan dalam setiap modul, serta mengenali  kemampuan (indikator kunci) yang harus dimiliki oleh Pendamping Rembuk RW. Begitu pula informasi kunci terkait dengan sistem dan teknik penggunaan aplikasi berbasis teknologi digital.
  • Beberapa pengetahuan dan ketrampilan teknis yang dilaksanakan melalui simulasi (role play) kegiatan yang akan dihadapi, karena terbatasnya alokasi waktu pelatihan, terbatas peserta pelatihan yang terlibat dan ambil bagian.
  • Sasaran akhir pelatihan dan penugasan pendamping secara keseluruhan adalah meningkatnya kualitas perencanaan partisipatif sebagai bagian dari proses musrenbang di Jakarta. Untuk menjamin kualitas perencanaan partisipatif maka perlu perhatian pada entry level, yakni proses penggalian aspirasi warga.   Dinamika kelas belum memperlihatkan peserta cukup memahami dengan baik, karena pada umumnya terperangkap pada sediaan panduan terutama template musrenbang.  Dengan perhatian dan kesadaran proses kunci, sekaligus juga menjamin proses perencanaan akan semakin inklusif, semakin terbukanya partisipasi perempuan, kaum marginal, disabilitas dan isu2 laten lainya;
  • Pendekatan partisipatif dan androgogi, -apalagi dengan beragamnya latar belakang peserta-, memerlukan waktu belajar/pelatihan yang cukup memadai. Agar peserta dapat memahami konsep yang diuraikan dalam setiap modul, serta mengenali  esensi tugas dan fungsi yang harus dikuasai oleh Pendamping Rembuk RW.  Termasuk pula informasi kunci terkait dengan sistem dan teknik penggunaan aplikasi berbasis teknologi digital;  







    • Efektifitas pelaksanaan Pendampingan Rembuk RW ini, tidak mungkin sepenuhnya diperoleh dari proses pelatihan in class training. Apalagi beberapa pokok bahasan dan simulasi terbatas waktunya. Implementasi dan pelaksanaan tugas dan fungsi  Pendamping Rembuk ketika memfasilitasi Rembuk RW (juga tahapan penggalian aspirasi warga). Oleh karena itu,  Fasilitator/Nara Sumber dan/atau pihak terkait Subanppeko seyogyanya melakukan pendampingan  in-service training  dalam bentuk bimbingan ( coaching dan supervisi ) pelaksanaan persiapan Rembuk RW.
    Metoda Pelatihan Androgogi atau
    Pelatihan Orang Dewasa (POD) 
    Simulasi Teknik Fasilitasi
    ( role play )



    Refleksi
    • Desain pelatihan yang menuntut kompetensi ini, seyogya dirancang dengan berbasis pada kajian kebutuhan pelatihan  atau training need assessment, sehingga desain pelatihan (kurikulum dan materi) dapat mengakomodasi tugas dan fungsi pendamping Rembuk RW yang lebih tepat;
    •  Terkait dengan penggalian aspirasi warga, perlu ditekankan pada kemampuan pendamping untuk memfasilitasi warga menemu-kenali dengan baik (identifikasi atau inventarisasi masalah) di lingkungannya dengan seksama, tidak terpaku pada usulan kegiatan (sub projects) yang tertuang dalam pedoman musrenbang, khususnya pada template musrenbang yang seyogyanya menjadi referensi atau acuan usulan kegiatan yang layak (teknis dan ekonomis/finansial) untuk dituangkan pada rekapitulasi usulan (Form-7) pada forum Rembuk RW.
    • Tidak semua peserta memiliki pengalaman mengikuti proses musrenbang.  Materi pelatihan merupakan pengetahuan baru, yang seyogyanya didukung dengan sumber bacaan dan referensi yang cukup.  Sebagai upaya mendorong agar Pendamping Rembuk RW terus belajar, seyogyanya dalam pelatihan semacam ini, peserta membuat Kertas Kerja yang merekam dan mencatat informasi kunci yang diperoleh selama pelatihan, berikut catatan teknis dari setiap pokok bahasan, maupun hasil akhir simulasi pelatihan, yakni memasukan (input) usulan kedalam system eMusrenbang.  Kertas Kerja ini akan menjadi buku pegangan Pendamping saat melaksankan tugas pendampingan.
    • Alat bantu/media pelatihan yang dipergunakan dapat dikembangkan sejalan   dengan pengalaman memfasilitasi pendampingan Rembuk RW tahun 2019 ini, proses fasilitasi, interaksi dan saling belajar kedalam media digital ( video, foto, infografis). 
    • Potensi munculnya pengayaan gagasan dalam Penggalian Aspirasi Warga. Dengan terbukanya kesadaran peserta tentang teknik partisipatif dalam fasilitasi aspirasi warga, akan dimungkinkan munculnya banyak gagasan yang nyata dilapangan, sementara alat penyaring yaituTemplateInfobang dan daftar larangan, akan memunculkan banyak gagasan yang tidak bisa diakses melalui Musrenbang.  Perlu ada inisiatif untuk tetap menampung gagasan warga yang tidak bisa di akses ke Musrenbang, kerjasama dengan pihak luar sangat di sarankan untuk membuka akses sumber pendanaan dan penguatan kapasitas ke lembaga2 yang menangani isue-isue terkait, seperti lembaga filantropi, CSR, NGO nasional dan international, serta lembaga-lembaga yang relevan (BNN, HIV-AID) dan lainnya.
    • Memperhatikan alur tahapan rembuk RW, terdapat beberapa titik kritis di beberapa tahapan, yaitu: Pelatihan RT, Penggalian Aspirasi Warga, dan Rembuk RW. Materi Simulai perlu dilakukan di 3 tahapan tersebut, yang bisa dilakukan dengan pembagian 3 kelompok di kelas yang diberi tugas simulasi masing2, selanjutnya dikritis bersama.


    Pesanggrahan,  Desember 2018
    @ibnutaufan

    Thursday, February 01, 2018

    Thursday, January 25, 2018

    hallo ...

    lama kali tidak menyambangi selasar ini ...
    sudah banyak cerita dan berita butuh galeri agar bisa dipelajari banyak orang ..

    memulai kembali, rupanya tidak cuukup semangat, perlu gairah baru dan boleh jadi perlu memperbaikan arah tujuan ...

    mari kita cobaa ..


    salam hangat penuh semangat......


    pesanggrahan permai, januari 2018

    Sunday, September 25, 2011

    Kawasaki Disease

    Overview

    What Is Kawasaki Disease?
    Kawasaki disease is a rare condition that occurs in children. Although most with Kawasaki disease are younger than 6 years, it can occur in children of all ages and even in young adults.
    It can affect many parts of a child’s body, including their mucous membranes (the lining of the mouth and breathing passages), skin, eyes, and lymph nodes (part of the immune system).
    Kawasaki disease can also cause problems with the heart, including:

    1. Inflammation of a child’s blood vessels (vasculitis), especially their coronary arteries.  The coronary arteries supply the heart with blood. Inflammation can lead to enlargement of these arteries. Then a scar can form, narrowing the arteries. In the worst case, a clot can form in the arteries and block blood flow to the heart.
    2. Swelling of their heart muscle (myocarditis) or the sac around their heart (pericarditis)
    3. Arrhythmia
    The most serious problems from Kawasaki disease are the effects it may have on the heart and its arteries. According to the American Heart Association, Kawasaki disease affects the hearts of one in five children with the disease.
    This disease is named after the Japanese doctor who first identified it in 1967, Tomisaku Kawasaki.

    Kawasaki Disease in Children
    Kawasaki disease is the leading cause of acquired (non-birth defect related) heart disease in children in the United States. Doctors diagnose Kawasaki disease in about 4,000 children in this country each year.

    It’s not clear what causes Kawasaki disease. Doctors think an infection from a virus may play a part. But Kawasaki disease does not pass from person to person, like a virus does.
    About 20 in every 100,000 children get Kawasaki disease. Any child may get it. It’s more common in boys and in Asian children. Most children with Kawasaki disease recover completely within weeks and do not have lasting problems. All children who’ve had this condition do need to be followed and have regular checkups to see if any problems develop. Some may need ongoing care for long-term issues.

    Kawasaki Disease at Seattle Children’s
    Our heart team has treated many children with Kawasaki disease. In a typical year, we see about 40 children with this condition. We follow about 500 to 600 patients with Kawasaki disease. We have extensive experience with the diagnosis and treatment these patients require.

    When you come to Children's, a team of people will take care of your child. Along with your child's cardiologist, you are connected with infectious disease specialists, rheumatologists, nurses, child life specialists, social workers and others, if their expertise is needed. We work together to meet all of your child's health needs and help your family through this experience.

    Since 1907, Children's has been treating children only. Our team members are trained in their fields and also in meeting the unique needs of children. For example, the doctors who give your child anesthesia are board certified in pediatric anesthesiology. This means they have extra years of training in how to take care of kids. Our child life specialists know how to help children understand their illnesses and treatments in ways that make sense for their age. Our expertise in pediatrics truly makes a difference for our patients and families.

    Symptoms & Diagnosis

    Symptoms of Kawasaki Disease
    Children with Kawasaki disease usually get these symptoms:

    • Fever for at least five days
    • Red, patchy skin rash on the trunk and around the groin
    • Swelling and redness in the hands and feet, with peeling skin later on
    • Bloodshot eyes
    • Swollen lymph nodes in the neck
    • Red, swollen, cracked lips, mouth, throat and tongue (sometimes called strawberry tongue)
    Some children also get swollen joints, pain, stomachache, diarrhea and vomiting.
    It’s common for children to be uncomfortable and irritable because of their symptoms.

    Kawasaki Disease Diagnosis
    To diagnose this condition, your doctor will examine your child and check their temperature. The doctor will ask for details about any symptoms your child has, their health history and your family health history.

    There is no test for Kawasaki disease !!.
    To rule out other illnesses and to check your check your child’s heart, your doctor might do tests like blood tests, electrocardiogram, echocardiography and chest X-rays.

    Treatments
    To reduce the risk of coronary artery problems, it’s important for children with Kawasaki disease to get treatment early on.

    Kawasaki Disease Treatment Options
    Intravenous gamma globulin (IVIG) (a medicine given through a vein, or by IV) is the main treatment. It is effective if given within the first 10 days of the disease. About 20 percent of children do not respond to the first dose and need to get a second dose. To get this medicine, your child will need to stay in the hospital.

    Your child will also need aspirin to help control symptoms like fever, rash and swollen joints. At first they will likely need high doses. Then, after their temperature is normal, the doctor will lower the dose. Your child will go home and stay on the lower dose for several weeks.
    Once treatment starts, children with Kawasaki disease usually start to feel much better within about a day.

    If your child has coronary artery problems from Kawasaki disease, they may need other types of care to help prevent further problems, like medicines that prevent blood clots,

    New Treatments for Kawasaki Disease
    Doctors at Seattle Children’s are trying to find new and better treatments for Kawasaki disease. Because 20 percent of children do not respond to IVIG, they are trying different medications. Your team at the hospital may ask your permission for your child to participate in clinical research study, or clinical trial, to learn more about treating Kawasaki disease. Doctors at Seattle Children’s also are searching for a way to predict which patients will not respond to IVIG. They may ask you to participate in this type of research.

    Be carefull, caring your children ...